Archive for October, 2019

Yang dirindukan dari sebuah kota bernama : Bandung

Posted in Diary, Traveling on October 31, 2019 by sinta

Bandung selalu memiliki tempat di hati. Selain Lumajang sebagai tempat lahir dan besar hingga SMA, Surabaya sebagai tempat perjuangan mencapai sarjana, atau Malang sebagai tempat sekarang dimana tinggal. Bandung punya sisi romantis dalam kehidupan pribadi. Waktu kelas 6 SD, kakak satu2nya merantau ke Bandung untuk kuliah. Sejak saat itu, Bandung seakan jadi kota keren yang jauh. Kota yang seakan peradabannya lebih maju. Selama kakak kuliah, beberapa kali aku ke Bandung untuk mengunjunginya. Tentunya sambil menginap di rumah saudara. Namun, saat libur kelulusan SMP, aku pernah ke Bandung dan tinggal menginap di kosan kakak. Maka sekitaran jalan Cisitulama dan ITB menjadi tempat kenangan sekaligus gambaran betapa susahnya hidup sendiri tanpa orang tua.

Ketika kakak sudah lulus dan pindah ke Jakarta dan sekitarnya, Bandung belum bisa lepas dari kenangan. Karena saat itu, aku LDR dengan sebuah cowok cuek yang entah gmn kuliah di Bandung juga. Maka ketika liburan kuliah, aku pergi ke Bandung untuk main dan mengunjunginya. Hal ini terjadi karena jadwal libur kampus yang berbeda. Maka ketika aku kesana saat liburan, dia sudah masuk kuliah.

Selanjutnya, setelah menikah aku pindah ke Bandung. Tinggal dari tahun 2012-2016. Melahirkan anak pertama juga di Bandung. Bahkan sempat kerja juga selama 3 tahun disana. Yang pertama dirindukan adalah suasana jalanan kota Bandung yang dinaungi pepohonan serta udara yang sejuk. Apalagi suasana sore hari saat langit mulai memerah di daerah sekitar baksil, ITB dan dago.

IMG_4685.PNG

Yang kedua, makanannya. Bandung tentu tidak bisa dilepaskan dari yamin, bolen kartika sari, picnic roll prima rasa, suki zuki, mujigae, pempek jalan rama, batagor siomay serta bakso cuanki serayu.

Yang ketiga, mall ciwalk dan PVJ. Mall di Bandung tidak sebesar di Jakarta atau Surabaya. Tapi baik ciwalk maupun PVJ punya ciri khas yaitu desain interior yang menyatu dengan alam. Soal shoping, tentu ga bisa lupa denga Borma yang serba murah dan juga toserba Yogya. Adalagi, yaitu Pasar Baru. Selama di Bandung, sudah beberapa kali muter2 Pasar Baru demi cari baju ataupun seragam. Sudah mayan hafal juga dengan daerah2 dan belokannya. Tentu sekarang sudah banyak berubah, bahkan sudah ada perluasan di seberangnya.

Yang terakhir adalah wisatanya. Baik Bandung barat ataupun Bandung selatan sama-sama memiliki pesona wisata yang menarik. Walau Bandung barat alias Lembang lebih terkenal dan lebih berkembang. Di selatan yang sudah pernah adalah ke daerah kawah putih. Di lembang, sudah pernah ke de Ranch, Floating Market, Dusun Bambu, Rumah Stroberi, Farmhouse dan Tangkuban Perahu. Tentu tidak dalam sekali pergi kerena macetnya kawasan Lembang saat weekend.

IMG_4686.PNG

Bandung sekarang tentu sudah berubah. Selain itu, walaupun tidak selalu tiap sudut kota selalu dingin, terutama pada musim2 tententu, udara Bandung kota yang teringat adalah sejuk dan segar. Semoga lingkungan Bandung kota dan sekitarnya masih tetap terjaga meskipun pertumbuhan tetap berjalan dan penduduknya makin padat.

 

perasaan ketika lulus kuliah dan akan segera menikah

Posted in Diary on October 17, 2019 by sinta

sebuah late post dari tanggal :

May 6, 2012 9:23 PM

ya..saya akan menikah dalam kurun waktu kurang dari dua minggu lagi.
tenang. masih lama
masih banyak waktu.
masih dua minggu.

tapi saya tidak tenang sama sekali!!

keluar dari kosan dan kota surabaya kembali ke kampung halaman sejak bulan februari lalu sempat membuat saya agak shock pada awalnya. kembali ke rumah berarti kembali diatur-atur. kembali makan makanan rumah, ga bisa makan sesukanya ato masak seinginnya. kembali ke kehidupan anak rumahan di kampung halaman berarti kehilangan bioskop, mall, toko buku berdiskon, bubur ayam enak, nasi padang, donat dan teman-teman masa kuliah yang belakangan selalu menemani di saat-saat galau. tapi, kembali ke rumah juga berarti ketenangan batin akan kondisi keuangan sebagai lulusan fresh graduate yang tidak, eh belum, bekerja.

kembali ke rumah, untuk nantinya balik merantau lagi.ke bandung. bersama suami.

erghh,suami. akhirnya saya paham kenapa ada orang yang kena premarriage syndrome alias sindrom pranikah seperti saya ini. karena mereka menganggur, karena mereka tidak ada aktivitas dan pikiran lain selain pernikahan, karena mereka alay. ah abaikan teori saya yang ngawur ini. tapi itulah kondisi yang terjadi. ketiga kombinasi di atas sukses bikin saya terkena syndrome yang bisa bikin uring-uringan seharian, bisa nangis semalaman atau bisa tiba-tiba senang dan excited. persis orang pms.

saya sempat ngerasa sebel sama calon suami yang terlihat tenang-tenang saja. ah saya ga bisa lihat dia lebih tepatnya. dia d bandung, saya di lumajang. tapi dengan komunikasi seadanya ini, saya menyimpulkan bahwa dia tenang-tenang saja menghadapi pernikahan ini. mungkin karena dia tidak ada di sini. ga ikut merasakan hecticnya persiapan, atau mungkin dia sibuk juga dengan kerjaannya di sana. jadi tiga kombi teori saya di atas tidak berlaku padanya. tapi mungkin itu yang terbaik. saya ga bisa bayangkan kalau calon suami dan saya sama-sama tegang. mungkin bisa bertengkar atau diam-diaman lebih parah dari biasanya.

emosi dan perasaan adalah hal terakhir yang ingin saya taruh di daftar prioritas pikiran saya. di bawah ekspektasi. karena emosi, perasaan dan ekspektasi adalah another great combo yang bisa ngaduk-ngaduk perasaan dan bikin saya jadi orang yang sangat tidak rasional dan sistematis.

ahh, lets take some flashback, kemabali ke pertengahan tahun 2005. ketika saya lulus sma, sedang bimbel di lumajang dan mau kuliah. itu adalah masa-masa paling emosional saya. bahkan saya bisa sedikit bangga pada diri saya sekarang.bangga karena lebih bisa ngontrol emosi dibanding saat-saat itu. pada saat itu, saya bisa menangis tiap sebelum tidur, benar-benar menangis sedih sampai bengkak paginya hanya karena memikirkan saya akan kuliah dan meninggalkan rumah. ketika akhirnya saya kuliah dan tinggal di surabaya, keadaan menjadi lebih parah. pada awal kuliah, saya tidak mempunyai teman dari sma yang sama. benar-benar sendirian di kampus dan kos. emosi dan air mata lebih tidak bisa terbendung lagi. tapi akhirnya, perlahan saya mulai menikmati indahnya status mahasiswa yang merantau keluar kota. saya juga mulai mempunyai banyak teman. saya tidak lagi sendiri.

dan bulan ini, saya akan kembali merantau. beban terasa lebih berat, karena saya sudah mempunyai kewajiban lain selain hanya mengurus diri saya sendiri, tapi juga keluarga nantinya. tapi harusnya beban juga bisa terasa lebih ringan, karena kali ini, saya tidak berangkat sendirian…

utopia-ku

Posted in Diary on October 17, 2019 by sinta
sebuah late post dari draft tanggal :
Jun 20, 2010 4:37 PM

utopiaku..bertopografi kaya bukit2nya teletubbies. dengan pantai landai berpasir putih di salah satu sisinya. ada rumah kayunya dengan jendela yang bisa dibuka lebar. teduh karena pepohonan, dan dipenuhi padang rumput. ada kelinci2 putih berlompatan dengan riang. ada semacam mobil golf gtu buat keliling2.hahaha. apa si yang kupikirkan..