Mungkin salah satu indikasi kegagalan saya sebagai orang tua adalah tidak bisa meningkatkan nafsu makan anak *drama*
Sejak mengenal MPASI sampai sekarang, drama menambah nafsu makan kirana sudah bosan saya alami. Sudah berseason2 dan beratus2 episode. Mari kita list metode apa saja yang sudah dicoba :
- Membuat MPASI yang homemade, pake kabocha, pake panggangan, ngganti nasi dengan karbo lain. Metode ini gagal karena pada akhirnya saya yang pada dasarnya ga hobi masak jadi lelah dan memberi makan kiran makanan pokok orang Indonesia pada umumnya : nasi. Plus sop, atau lauk keluarga yang lagi dimakan. Memasak makanan anak secara terpisah menghabiskan waktu, tenaga dan sumber daya. Belum lagi harus memasak makanan untuk orang dewasa. Bangun lebih awal juga hanya membuat anak ikut bangun lebih awal dan keriweuhan masak sambil momong anak pun dimulai. Kebiasaan saya adalah menempatkan anak di high chair selama masak. Tapi, keantengannya hanya bertahan beberapa saat. Sehingga masak harus menjadi sebuah proses yang cepat dan efisien.
- Memberi makan anak sambil jalan-jalan atau digendong atau sambil duduk manis di meja makan. Metode jalan-jalan dan gendong merupakan ilmu jaman dulu kala orang tua sudah desperate saat anaknya ga mau makan di rumah. Gendong jelas tidak saya lakukan karena saya tidak kuat menggendong anak lama-lama. Jalan-jalan juga percuma karena kirana cenderung mengemut makanan yang sudah masuk ke mulutnya. Jadi mau jalan2 lama pun tetep saja tidak ada suapan baru yang bisa masuk. Makanan juga ujung2nya dilepeh di jalanan. Metode parenting jaman sekarang yang mensyaratkan anak duduk manis juga tidak berhasil. Saat kecil, kiran cenderung cranky kalo harus duduk lama untuk makan. Saat sudah SD pun, dia cenderung melamun dan mengunyah makanannya perlahan meski sudah bisa duduk di kursi meja makan.
- Baby Led Weaning atau membiarkan anak makan sendiri. Gagal total saat kecil karena makanan akhirnya terbuang dilempar2. Belum lagi harus membersihkan lantai, baju dll malah membuat energi dan emosi makin terkuras. Sekarang, kiran bisa makan sendiri di restoran fastfood kesukaan sampai makanan habis. Di rumah dia juga makan sendiri saat pagi hari atau saat semua orang sibuk. Tapi porsinya cenderung sedikit dan bisa lama sampai satu jam. Kalau sudah gt, kadang gemes dan akhirnya kembali disuapi demi asupan nutrisi yang cukup.
- Membatasi waktu makan. Metode BLW dan membatasi waktu makan nampak berhasil dan menyenangkan di keluarga Triplet Daehan Minguk Manse. Tapi di keluarga kiran, nampaknya hanya menyenangkan buat dia karena membuatnya tidak harus berlama2 duduk untuk makan. Selain itu, konsekuensi dari metode ini adalah anak bisa tidak menghabiskan makanannya saat waktu sudah habis. Jadi susah untuk mengajarkan metode mubadzir dan bertanggung jawab atas apa yang sudah dia mulai.
- Mengalihkan perhatian anak dengan TV atau gadget. Cara ini merupakan cara yang umum dilakukan orang tua. Bisa dilihat di restoran keluarga tiap weekend. Pasti ada anak yang makan dengan syarat nonton youtube. Orang tua bukannya tidak tau ini adalah cara yang tidak baik, tapi mungkin mereka sudah putus asa untuk membuat anaknya duduk tenang sambil makan di tempat umum. Saat bosan, anak akan mulai menarik atau memegang apa saja. Saat balita kiran juga pernah sampai memecahkan mangkuk. Atau mereka akan turun dari kursi dan berjalan2 padahal berbahaya karena bisa ketumpahan makanan atau tertabrak orang dewasa. Atau juga akan menolak makan karena asyik mengeksplor lingkungan baru. Kiran sendiri pernah mengalami kebiasaan makan di depan tv atau dengan gadget. Tapi sekarang dilarang karena pola tersebut tidak menambah porsi makan atau memperpendek masa makannya.
- Jadwal rutin. Tentu sudah dijadwal rutin. Makan berat 3X sehari sampai sekarang. Tapi melihatnya mengunyah sambil melamun tidak bersemangat bisa memicu emosi dan membuat sesi makan selalu tidak menyenangkan
- Mengurangi minum susu. Susu sendiri bukanlah minuman favorit kiran. Dari 2 tahun kurang dia juga sudah tidak minum pakai dot. Malah saya harus memaksa2 dia minum susu untuk menambah nutrisinya. Sampai sekarang pun, kiran hanya minum susu kalau disuruh.
Mungkin list di atas hanyalah daftar kegagalan sampai saat ini. Sungguh sebuah postingan yang tidak bermanfaat.. tapi mungkin di luar sana ada ibu2 atau bunda2 lain yang sedang galau menghadapi masalah yang sama. Setidaknya, kita bisa saling menguatkan dan berharap nafsu makan anak akan membaik seiring bertambahnya usia.